Mereka yang Menginspirasi


            Aku tak tahu kenapa aku merasa mengenal mereka tanpa harus bertatap muka atau saling berkirim pesan singkat kepada mereka. Aku tahu dari menjelajahi dunia maya. Iya dunia ini terasa semakin begitu sempit seiring berkembangnya teknologi. Tulisan ini hanya menyinggung sedikit tentang teknologi tapi lebih mengarah pada para pemuda yang dengan kobaran  semangatnya bergerak untuk ikut menyalakan lilin dipelosok negeri. Mereka memang bukan artis pun mereka bukan politisi yang dikenal oleh banyak orang. Mereka hanyalah segolongan pemuda yang merasa memiliki tanggungjawab untuk ikut serta membangun negeri mulai dari langkah terkecil. Aku memang tak mengenal mereka, tapi aku sungguh mengenali semangat itu, optimisme dan keberanian yang mereka miliki. Hey, hidup didalam pelosok jauh dari orang tua dan kerabat dekat itu tidak mudah. Belum lagi dengan kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi, mulai dari kesulitan mencari air mungkin, ketidak tersediaannya listrik serta sinyal yang pecah berterbangan tak tentu arah. Aku selalu menaruh rasa penasaran yang teramat dalam pada pemuda-pemuda seperti mereka. Pernah suatu ketika aku mencoba mencari tahu daftar nama yang telah lolos seleksi IM entah angkatan berapa. Akhirnya aku mendapatkan sebuah nama, iya namanya mbak Rakhmawati Agustina. Dia adalah alumni dari Universitas Diponegoro Semarang. Tanpa berpikir panjang aku lantas mencari account Facebooknya. Dan yak, ketemu. Aku memang sangat penasaran saat itu dan memutuskan untuk mengirim sebuah pesan melalui facebook. Tak lupa kuu buka juga halaman blognya, pengen tahu saja apa sich yang ditulis oleh orang-orang yang memiliki jiwa-jiwa altruistik yang bagus itu. Tak lama setelah hari itu aku mendapatkan no hp nya dan sempat tanya-tanya seputar Indonesia Mengajar, satu hal yang aku ingat  dari sms nya bahwa tanamkan dalam diri saat kita benar-benar mantap untuk ke pelosok negeri bukan untuk bekerja tapi untuk belajar. Wow, aku takjub sekali dan hampir lupa bahwa siapapun kita dimanapun kita berada sebenarnya tugas kita adalah untuk selalu belajar.....belajar tentang kehidupan.
            Tak berhenti disitu, aku, mulai suka sekali membaca artikel mereka yang pernah berada dipelosok itu. Rasanya penasaran banget dengan kegiatan mereka di pelosok sana. Mengajar mata pelajaran ? ekstrakulikuler? Transfer ilmu saja atau mereka masing-masing memiliki target-target yang harus mereka capai?
Semua pertanyaanku itu masing-masing memiliki jawaban yang sama yaitu “iya”. Iya mereka melakukan semua itu, namun baru saja aku membaca sebuah artikel, catatan dari salah seorang pengajar muda yang ditempatkan di fakfak Papua. Katanya untuk menyalakan lilin itu tidak harus sampai pelosok karena kita bisa melakukannya dimanapun kita berada. Ditempat mana pun kita saat ini, maka berusahalah untuk menjadi berguna bagi sesama, yah kurang lebih isinya seperti itu. Lebih baik bergerak dari pada lipat tangan dan diam ditempat. Wah-wah mereka sangat menginspirasi, semoga saja akan semakin banyak pemuda-pemuda yang memiliki jiwa seperti mereka di negeri ini. 

Comments