Terdampar di Tempat Keren

  Masih terasa dinginnya Majid Darul Mutaqim di Telogoari kemarin malam. Benar-benar diluar dugaan, aku sama sekali tidak terpikir bakalan bersemayam disana untuk beberapa jam setelah saat sholat Isya. Sekitar jam 6 aku dan mbak Sinta baru saja dari pameran buku di gedung Wanita Semarang. Teringat dengan Jadwal ngelesin yang jatuh jam setengah 7, tanpa pikir panjang kami langsung melesat untuk memenuhi panggilan perut yang sudah ramai berdemo menuntut haknya untuk segera dipenuhi. Hujan dan banjir pun diterjang, tak peduli badai atau angin topan yang penting bisa makan dan istirahat sebentar. Alhasil dinner di warung nasi goreng pinggir jalan pun jadi pilihan.

 Seharusnya jam setengah 7 mbak Sinta memang sudah harus sampai di rumah Teofani, murid les privatnya yang letak rumahnya di Telogosari. Aku sich cuma bonceng dia jadi ngikut kemana pun arah motornya melaju. Nah daripada bingung nanti kikuk kalau ikut masuk rumah Teofany, maka keputusan yang kuambil adalah bersemayam di masjid Darul Mutaqin yang letaknya tepat didepan rumah si Teo.Aku duduk-duduk aja di serambi masjid sambil baca buku Twitografi bunda Asma Nadia. Setengah jam berlalu, tiba-tiba jamaah sholat Isya’ tadi membuat barisan untuk kajian di serambi masjid yang kemudian menarik perhatianku untuk nimbrung. Aku satu-satunya orang luar dan paling muda di kajian itu, secara semuanya bapak-bapak dan ibuk-ibuk semua. Jamaah perempuan yang ikut kajian cuma tiga dan aku salah satu diantaranya, yang lain bapak-bapak dan didepan masing-masing peserta kajian ada Qur’an terjemahan ukuran besar. Otakku langsung merespon mungkin ini mau baca Qur’an bareng, eh ternyata prediksiku meleset. Kajian itu adalah khusus untuk mengkaji tafsir Qur’an. Merasa beruntung, aku langsung mengambil Qur’an dari dalam tasku yang sering mengikutiku kemana pun aku pergi. Surat yang dikaji kebetulan adalah surat Al- Hajj ayat 1-7. Dulu waktu SMA seminggu sekali aku mesti baca salah satu dari ayat itu pas pelajaran agama Islam, jadi nggak asing gitu dengan ayat ini. cuman untuk tafsirnya aku memang tidak paham, jadi suatu keberuntungan sekali buat ku yang tiba-tiba terdampar di masjid nan cantik dan menenangkan hati. Konteks dari kajiannya juga pas banget dengan bulan ini, bulan Desember tahun 2012yang diprediksikan oleh suku maya bahwa dibulan ini akan terjadi kiamat. Ustad yang mengisi kajian itu karismatik dan pinter banget. Aku kagum. Beliau sudah sepuh tapi wawasannya luas terus setiap kata yang beliau ucapkan ngena banget dihati. Waktu diulas tentang ayat kedua, yaitu tentang peristiwa hari kiamat yang sangat dahsyat sampai-sampai seorang ibu lupa pada anak-anaknya, manusia menjadi mabuk padahal mereka tidak meminum minuman yang memabukan. Aku sampai merinding dengernya, beliau lalu menyampaikan bahwa di hidup yang penuh dengan fatamorgana ini kita diberi banyak sekali waktu yang seharusnya bisa kita pergunakan untuk beramal dan beribadah. Kalau dibandingkan dengan saudara-saudara muslim yang ada di Palestine, tentu saja kita berada dalam keadaan yang lebih baik. tapi orang-orang Palestine itu lebih tangguh dari yang kita duga, disaat genting dimana bom bisa di luncurkan kapanpun, mereka tetap bisa merapikan hafalan mereka dan memperbaiki amalan-amalan yang lain. Ah, Hidup cuma sekali lakukan yang terbaik saja semampu kita. Asalkan mau berusaha untuk tetap istiqomah pasti Allah selalu deket sama hambaNya ya kan?
Jujur saja aku takjub sama ustad yang karismatik itu. sayang banget aku nggak tahu siapa nama beliau. Beliau pasti hafiz Qur’an, kalau pun bukan pasti sampai sekarang masih berusaha menghafalkan Qur’an. Sekalipun sudah lanjut usia tapi materi yang disampaikan bisa kontekstual. Dari yang disambung-sambungin sama Palestine sampai suku maya. Kalau nggak salah beliau juga sempat menyebut nama satu tokoh yang aku belum pernah denger. Satu jam ikut kajian itu berasa cepet banget. Mbak Sinta yang lagi ngelesin si Teo malah jadi nggak enak sama aku, emang sich jadwalku setelah dari pameran buku kan pulang ke kos eh tapi akhirnya malah nyasar ke Telogosari sama mbak Sinta. Dia sampai sms berkali-kali bilang “aku gak enak mbar sama kamu. Malah nungguin aku lama banget” kurang lebih begitulah isi smsnya. Padahal aku enjoy banget bisa terdampar dikajian yang “wow”. Kalau mau sedikit saja jeli dengan situasi unpredictable seperti ini pasti bisa mempermudah proses metamorphosis seorang manusia. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini termasuk keberadaanku dikajian kemarin malam yang pasti atas kehendak Allah. Yes I get the point!^_^

Comments