Layaknya
seekor ulat yang harus melalui beberapa tahap metamorfosis sebelum bisa
mengepakkan sayapnya yang indah mengelilingi setiap sudut bumi sebagai seekor
kupu-kupu, begitu pula perjalanan hidup manusia yang selalu ada fase-fase yang
harus dilalui sebelum menggenggam kesuksesan yang diinginkan. Proses inilah
yang selalu menawarkan berbagai macam rute. Ada yang memilih rute paling cepat
tanpa mempertimbangkan baik buruknya meskipun sebenarnya sudah paham bahwa rute
yang menawarkan kebaikan untuk mencapai targetnya itu adalah melalui rute yang panjang.
Ada yang memilih rute paling dekat, yang ini tak jauh beda dengan rute tercepat.
Keinginan terbesarnya adalah untuk mencapai target tercepat dan paling dekat,
paling benci sama yang namanya ribet. Namun ada juga yang dengan ikhlas
mengambil rute yang memang seharusnya dia ambil, sepanjang dan seterjal apapun
itu tak akan pernah melunturkan tekadnya untuk meraih mimpi dengan cara-cara
yang baik.
Semua
orang pasti suka dengan proses yang cepat, sederhana dan menghasilkan sesuatu
yang memuaskan. Ah, nyatanya tidak semua yang melalui proses cepat itu selalu
baik. Yang instant mungkin
memang lebih enak, lebih hemat biaya, hemat waktu dan lebih-lebih lainnya.
Lihat saja mie instant atau aneka makanan cepat saji lainnya. Rasanya enak,
cara membuatnya juga gampang dan tidak butuh banyak waktu untuk memasaknya.
Tapi resiko terhadap kesehatan....O jangan ditanya. Banyak artikel-artikel atau
bahkan buku yang membahas tentang bahaya mengkonsumsi makanan cepat saji itu
secara berlebihan terhadap tubuh kita. Analogi lain yang lebih jelas untuk
menggambarkan proses yang cepat dan paling dekat untuk menuju kesuksesan bisa
kita lihat dari banyaknya ajang pencarian bakat yang sering diadakan dibeberapa
stasiun TV swasta. Dari kontes lomba memasak, sulap, menari sampai pada ajang
pencarian bakat untuk menjadi seorang penyanyi. Proses yang ditempuh untuk
menjadi super star jika mengikuti kontes pencarian bakat ini akan lebih cepat
sampai pada titik popularitas ketimbang berusaha dari awal untuk masuk ke
duania entertaint tanpa mengikuti ajang ini. Selama masa karantina (karena
biasanya mereka dikarantina) memang sangat seru. Dukungan melalui sms dan
lain-lain terus mengalir sedemikian derasnya, nama mereka bisa dengan cepat
dikenal oleh banyak orang sekalipun pada akhirnya mereka tidak menjuarai kontes
tersebut. Nah tapi yang sering terjadi adalah saat kontes itu berakhir maka
sedikit demi sedikit pemberitaan tentang mereka menurun hanya sedikit sekali
yang bisa benar-benar bertahan. Rata-rata meraka melewati seleksi alam dan
ya...target mereka terpenuhi tapi kurang langgeng. Kalau contoh yang diatas
masih tergolong positif meskipun melalui proses yang cepat. Buatku itu sah-sah
saja, jika toh kita ingin mengambil jalan itu sebagai batu loncatan. Tapi bagaimana
dengan praktek suap menyuap biar bisa diangkat sebagai PNS. Tentu ini buan
solusi yang tepat untuk mencapai kesuksesan yang kita inginkan.
Ada
baiknya jika kita lebih sering berkaca pada mereka yang mengutamakan
keujujuran, ketekunan dan menjunjung tinggi profesionalitas untuk mencapai
garis finish. Lihat saja Albert
Einstein yang pernah dikeluarkan dari sekolah karena dianggap bodoh oleh
gurunya. Nyatanya seorang Einstein yang mendapatkan julukan bodoh itu tak mau
berhenti berusaha, proses ynag sedemikian panjang dan tidak bisa dikategorikan
sebagai sesuatu yang menyenangkan dilalui dan dinikmati. Justru disinilah hal
yang sebenarnya harus menjadi fokus setiap kita yang ingin memulai karir. Kita harus
fokus pada setiap tahap (proses) yang akan kita ambil. Tidak usah terburu-buru,
nikmati saja. Bukankah perjuangan kita saat merentas mimpi itu akan menjadi
sebuah kisah sejarah dan meninggalkan cerita yang tidak bisa dihapus oleh
teknologi tercanggih manapun. Masa lalu tetaplah masa lalu, dia akan hidup
disana dengan cerita yang telah kita ukir sendiri berkat setiap keputusan yang
kita ambil.
Mereka
yang berani mengambil keputusan untuk tetap menggenggam erat-erat nilai-nilai
dan norma-norma yang berlaku dalam agama, itulah pejuang sejati. Mereka adalah
pemenang dan mereka telah sukses meski target mereka belum tercapai sesusai
keinginan sampai ajal datang didepan mata. Seperti kisah para nabi-nabi sebelum
nabi Muhammad Saw. Lihat saja kisah nabi Nuh, Hud, Luth, Musa, Yunus, Yusuf dan
yang lain-lainnya. Nama mereka sering disebut-sebut dalam Al-Qur’an, diabadikan
disana dan semua orang disetiap masa tahu akan perjuangan mereka. Target mereka
adalah untuk menegakkan agama Islam di bumi Allah. Ada beberapa dari mereka
yang memiliki banyak pengikut sampai akhir hayat meski seteleh kematiannya
banyak diantara pengikutnya yang membangkang dan kembali menyembah berhala, itu
dialami oleh nabi Musa. Namun ada juga kisah lain dari nabi Yunus yang setelah
bertahun-tahun ingin menegakkan agama Allah dan pada hanya memiliki sedikit
sekali pengikut sampai-sampai beliau hampir putus asa sehingga hal itu
membuatnya terperangkap dalam perut ikan paus. Nabi Yunus baru bisa keluar dari perut ikan itu saat bertaubat
dan doanya dikabulkan oleh Allah SWT. Nyatanya
Allah SWT sangat sayang pada hambaNya yang mau berusaha dan berdoa. Allah cinta
pada mereka yang mau berproses sesuai dengan nilai-nilai Islam. So let’s enjoy the process!
Comments
Post a Comment